IMG-LOGO
Ceramah & Ngaji Online
Home Konsultasi Syariah Bagaimana kaifiyat salat bagi astronot ?
Konsultasi Syariah

Bagaimana kaifiyat salat bagi astronot ?

latif - Kamis, 23/02/2017 13:28 WIB 203 Views
IMG

Bagaimana kaifiyat salat bagi astronot ?

Jawab

Salat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim dalam kondisi apapun termasuk bagi astronot muslim di ruang angkasa, tetap wajib memenuhi rukun dan salat sekemampuan.

فَإِنۡ خِفۡتُمۡ فَرِجَالًا أَوۡ رُكۡبَانٗاۖ فَإِذَآ أَمِنتُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ ٢٣٩

Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui (al-Baqarah : 239)

Diantara syarat salah salat adalah bersuci dari hadas kecil dan besar serta menghadap qiblat. Adapun bagi astronot, karena termasuk safar, maka boleh tayamum, jika tidak ada air maka wajib tayamum.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قُمۡتُمۡ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغۡسِلُواْ وُجُوهَكُمۡ وَأَيۡدِيَكُمۡ إِلَى ٱلۡمَرَافِقِ وَٱمۡسَحُواْ بِرُءُوسِكُمۡ وَأَرۡجُلَكُمۡ إِلَى ٱلۡكَعۡبَيۡنِۚ وَإِن كُنتُمۡ جُنُبٗا فَٱطَّهَّرُواْۚ وَإِن كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوۡ جَآءَ أَحَدٞ مِّنكُم مِّنَ ٱلۡغَآئِطِ أَوۡ لَٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءٗ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدٗا طَيِّبٗا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُم مِّنۡهُۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجۡعَلَ عَلَيۡكُم مِّنۡ حَرَجٖ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمۡ وَلِيُتِمَّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur (al-Maidah : 6)

Diantara syarat salat yang lain adalah meghadap kiblat. Adapun terkait menghadap kiblat, ketika di pesawat misalnya, jika diketahui arah kiblat baik secara pasti atau perkiraan, wajib menghadap kiblat terlebih dahulu, kemudian mengikuti kemana saja arah pesawat menghadap. Jika tidak diketahui arah kiblat, maka boleh menghadap kemanapun sesuai pesawat arah pesawat.

وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۖ وَإِنَّهُۥ لَلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ ١٤٩

Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan (al-Baqarah : 149)

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا سَافَرَ فَأَرَادَ أَنْ يَتَطَوَّعَ اسْتَقْبَلَ بِنَاقَتِهِ الْقِبْلَةَ فَكَبَّرَ ، ثُمَّ صَلَّى حَيْثُ وَجَّهَهُ رِكَابُهُ

Sesungguhnya Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa sallam apabila dalam safar hendak salat sunat, maka beliau menghadap kiblat dengan kendaraannya dan bertakbir, kemudian salat kemana saja kendaraan tersebut menghadap (H.R. Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, 9/2)

وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ ١١٥

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (al-Baqarah : 115)

Terkait dengan kaifiyat salat, maka tentu diusahakan semampunya melaksanakan kaifiyat dengan memenuhi rukun dan syaratnya diantaranya adalah qiyam atau salat dengan berdiri. Adapun ketika kesulitan untuk salat dengan berdiri, maka boleh salat sambil duduk, jika tidak memungkinkan, maka boleh sambil berbaring.

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ

Dari Imran bin Hushain semoga Allah meridhainya. Aku bertanya kepada Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam tentang salat. Rasulullah menjawab : salatlah berdiri, jika tidak mampu maka duduklah, jika tidak mampu maka berbaringlah (H.R. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 2/48)