Seorang janda menikah dengan seorang duda, masing-masing membawa anak hasil dari pernikahan sebelumnya. Jika kedua anak janda dan duda tersebut berbeda jenis kelamin, apakah keduanya boleh menikah ?
Jawab :
Dalam al-Quran terdapat ayat yang menerangkan siapa saja yang haram untuk dinikahi yaitu :
وَلَا ØªÙŽÙ†ÙƒÙØÙواْ مَا Ù†ÙŽÙƒÙŽØÙŽ Ø¡ÙŽØ§Ø¨ÙŽØ§Ù“Ø¤ÙÙƒÙÙ… مّÙÙ†ÙŽ Ù±Ù„Ù†Ù‘ÙØ³ÙŽØ§Ù“ء٠إÙلَّا مَا قَدۡ سَلَÙÙŽÛš Ø¥ÙنَّهÙÛ¥ كَانَ ÙÙŽÙ°ØÙشَةٗ وَمَقۡتٗا وَسَآءَ سَبÙيلًا ٢٢
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh) (QS. An-Nisa’ : 22)
ØÙرّÙمَتۡ عَلَيۡكÙÙ…Û¡ Ø£ÙمَّهَٰتÙÙƒÙÙ…Û¡ وَبَنَاتÙÙƒÙÙ…Û¡ وَأَخَوَٰتÙÙƒÙÙ…Û¡ وَعَمَّٰتÙÙƒÙÙ…Û¡ وَخَٰلَٰتÙÙƒÙÙ…Û¡ ÙˆÙŽØ¨ÙŽÙ†ÙŽØ§ØªÙ Ù±Ù„Û¡Ø£ÙŽØ®Ù ÙˆÙŽØ¨ÙŽÙ†ÙŽØ§ØªÙ Ù±Ù„Û¡Ø£ÙØ®Û¡ØªÙ ÙˆÙŽØ£ÙمَّهَٰتÙÙƒÙم٠ٱلَّٰتÙيٓ أَرۡضَعۡنَكÙÙ…Û¡ وَأَخَوَٰتÙÙƒÙÙ… مّÙÙ†ÙŽ ٱلرَّضَٰعَة٠وَأÙÙ…Ù‘ÙŽÙ‡ÙŽÙ°ØªÙ Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ù“ئÙÙƒÙÙ…Û¡ ÙˆÙŽØ±ÙŽØ¨ÙŽÙ°Ù“Ø¦ÙØ¨ÙÙƒÙم٠ٱلَّٰتÙÙŠ ÙÙÙŠ ØÙجÙورÙÙƒÙÙ… مّÙÙ† Ù†Ù‘ÙØ³ÙŽØ§Ù“ئÙÙƒÙم٠ٱلَّٰتÙÙŠ دَخَلۡتÙÙ… بÙÙ‡Ùنَّ ÙÙŽØ¥ÙÙ† لَّمۡ تَكÙونÙواْ دَخَلۡتÙÙ… بÙÙ‡Ùنَّ Ùَلَا جÙنَاØÙŽ Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÛ¡ÙƒÙÙ…Û¡ ÙˆÙŽØÙŽÙ„َٰٓئÙل٠أَبۡنَآئÙÙƒÙم٠ٱلَّذÙينَ Ù…ÙÙ†Û¡ أَصۡلَٰبÙÙƒÙÙ…Û¡ ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ† تَجۡمَعÙواْ بَيۡنَ Ù±Ù„Û¡Ø£ÙØ®Û¡ØªÙŽÙŠÛ¡Ù†Ù Ø¥Ùلَّا مَا قَدۡ سَلَÙÙŽÛ— Ø¥Ùنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَÙÙورٗا رَّØÙيمٗا ٢٣
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. An-Nisa’ : 23)
ÙˆÙŽÙ±Ù„Û¡Ù…ÙØÛ¡ØµÙŽÙ†ÙŽÙ°ØªÙ Ù…ÙÙ†ÙŽ Ù±Ù„Ù†Ù‘ÙØ³ÙŽØ§Ù“ء٠إÙلَّا مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنÙÙƒÙÙ…Û¡Û– ÙƒÙØªÙŽÙ°Ø¨ÙŽ Ù±Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÛ¡ÙƒÙÙ…Û¡Ûš ÙˆÙŽØ£ÙØÙلَّ Ù„ÙŽÙƒÙÙ… مَّا وَرَآءَ ذَٰلÙÙƒÙÙ…Û¡ Ø£ÙŽÙ† تَبۡتَغÙواْ Ø¨ÙØ£ÙŽÙ…ۡوَٰلÙÙƒÙÙ… Ù…Ù‘ÙØÛ¡ØµÙÙ†Ùينَ غَيۡرَ Ù…ÙØ³ÙŽÙ°ÙÙØÙينَۚ Ùَمَا ٱسۡتَمۡتَعۡتÙÙ… بÙÙ‡ÙÛ¦ Ù…ÙÙ†Û¡Ù‡Ùنَّ ÙََٔاتÙوهÙنَّ Ø£ÙØ¬ÙورَهÙنَّ ÙَرÙيضَةٗۚ وَلَا جÙنَاØÙŽ Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÛ¡ÙƒÙÙ…Û¡ ÙÙيمَا تَرَٰضَيۡتÙÙ… بÙÙ‡ÙÛ¦ Ù…ÙÙ†Û¢ بَعۡد٠ٱلۡÙَرÙيضَةÙÛš Ø¥Ùنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلÙيمًا ØÙŽÙƒÙيمٗا ٢٤
Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. An-Nisa’ : 24).
Karena menggunakan shigat hasr atau pembatasan, maka wanita yang tidak boleh dinikahi terbatas pada apa yang disebutkan diatas. Selain dari apa yang disebutkan diatas, maka boleh dinikahi. Adapun terkait kasus jika duda dan janda menikah dengan membawa anak dari hasil pernikahan sebelumnya, maka kedua anak tersebut boleh menikah, karena tidak termasuk yang diharamkan untuk dinikah. Kedua anak tadi, beda ibu dan ayah secara biologis, walaupun janda duda tadi terikat pernikahan.