Al-Quran banyak menggambarkan karakter dan sisi psikologis manusia. Hal ini tentu saja karena Allah Swt. ingin menegaskan bahwa Al-Quran sangat sesuai dengan fitrah manusia. Di antara kondisi psikologis manusia adalah perasaan cinta.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Ia menjadi landasan pokok dalam membina hubungan yang akrab dan pengikat yang kokoh. Baik itu hubungan dengan diri sendiri, pasangan, keluarga, sesama manusia, masyarakat luas, bahkan hubungan dengan Allah dan RasulNya.
Cinta menyebabkan seorang ibu rela mengurus keluarganya dan ayah bekerja mengerahkan segala usahanya mencari nafkah. Bahkan karena cinta seorang hamba dengan ikhlas mengikuti perintah dan laranganNya.
Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam Kitab Al-Mufradat fi gharib al-Quran menyebutkan, Mahabbah (cinta) artinya adalah menginginkan sesuatu yang kamu lihat atau kamu anggap baik.
Berikut beberapa klasifikasi ayat-ayat cinta dalam Al-Quran
Cinta Diri
Cinta diri berkaitan erat dengan dorongan menjaga diri. Hal ini karena manusia memiliki keinginan untuk memiliki kehidupan yang baik, mengembangkan potensi diri, meraih cita-cita dan seterusnya. Ia mencintai semua hal yang memberinya kebaikan, keselamatan, kesejahteraan.
Sebaliknya manusia tidak menyukai segala hal yang membahayakan diri, menyengsarakan,menimbulkan rasa sakit dst. Allah Swt. berfirman,
"Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan”. (QS. Al-A'raf: 188).
Di antara manifestasi manusia mencintai dirinya sendiri adalah mencintai harta, Allah Swt. berfirman,
"Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS. Al-'Adiyat : 8)
Kecintaan manusia kepada diri sendiri itu baik selama tidak melampaui batas-batas yang telah ditentukan. Ia perlu diimbangi dengan cinta kepada orang lain dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Cinta Sesama Manusia
Ketika cinta kepada diri mulai tumbuh, maka seiring perkembangan manusia yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya, ia perlu untuk mengurangi porsi cinta kepada diri dan egoismenya. Hal itu agar hubungan dengan manusia lain bisa berlangsung dengan harmonis. Ia harus berupaya untuk mengimbangi dengan kecintaan dan kasih sayang kepada orang lain, bekerja sama dan memberikan bantuan kepada mereka.
Allah Swt. telah mengisyaratkan bahwa fitrah manusia yang cinta kepada diri yang berlebihan membawa manusia menjadi sosok yang bakhil dan berkeluh kesah. Lantas Allah Swt. langsung memuji orang yang meski memiliki harta ia tidak melupakan orang lain dengan jalan sedekah, dan berusaha menahan diri dari berkeluh kesah meski sedang ditimpa kesusahan, karena sadar semua manusia akan ditimpa ujian.
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain.” (QS. At-Taubah: 71).
Cinta Seks
Cinta seks berkaitan erat dengan dorongan seksual. Ia merupakan fitrah manusia untuk eksistensi hidup di muka bumi. Menurut Usman Najati, Ia menjadi kebutuhan suami istri untuk keharmonisan, keserasian dan kerja sama suami istri. Ada pun syariatnya diatur oleh agama agar dilakukan secara halal dan bertanggungjawab.
"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita." (QS. Ali Imron: 14).
Cinta kepada Allah dan Rasul
Cinta kepada Allah dan Rasul merupakan puncak cinta pada manusia. Kecintaan tersebut bukan hanya dibuktikan dengan ibadah, melainkan keinginan agar segala ekspresi cintanya itu diterima Allah Swt.
“Katakanlah; "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Ali Imron: 31)
Dan dalam konteks ini, Allah menginginkan kacintaan kita kepada Allah dan RasulNya melebihi kecintaan kita terhadap diri, pasangan, anak-anak, orang tua, harta dan lain sebagainya
Hadiah Cinta dan Pemberi Cinta
Dari semua jenis cinta yang ada pada fitrah manusia, mencintai Allah dan Rasul adalah derajat cinta yang paling mulia. Maka, sebagai muslim berdoalah agar jangan sampai Allah menjauhkan dari cinta kepadaNya, karena amalan kita yang jauh dari mencari ridoNya. Mari kita resapi firman Allah Swt. dalam surat Al-Hujurat ayat 7,
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,”
Sebagai penutup, mari kita memperbanyak munajat agar kita senantiasa ditanamkan cinta di lubuk hati terdalam kepada Allah dan RasulNya.
Penulis : Rizqie F. Jurnaliska
Editor : Ratu Nizma
Comments (0)