اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (Quran Surat Ali Imron : 190, 191/Q.S. 3 : 190, 191)
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu. (Quran Surat Ar-Rum : 22/Q.S. Ar-Rum : 22)
Ayat diatas merupakan salahsatu dari antara sekian banyak tanda tanda kekuasaan Alloh Swt, sebagai bahan untuk bertafakkur agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia yang mengakibatkan lupa bahwa sesungguhnya kehidupan manusia itu ada didalam pengaturan dan kekuasaan Alloh Swt. Sebab tidak sedikit orang yang merasa berkuasa dan dapat seenak jidatnya mengatur dengan kesewenang wenangan.
Begitu juga dengan kejadian gerhana, baik gerhana bulan atau gerhana matahari yang beberapa hari kedepan akan terjadi, yakni Gerhana Bulan Total (GBT) pada tanggal 7/8 September 2025 hari Ahad/Senin, mulai jam 23:37:00 sampai jam 02:56:26 dini hari. Kejadian gerhana ini sudah sering terjadi dan ini bukanlah sebagai sebuah fenoma alam semata sebagaimana kelazimannya menurut sebagian anggapan orang.
Apalagi kejadian gerhana pada waktu sekarang ini, terjadi bertepatan dengan situasi dan kondisi yang tidak baik baik saja di negeri kita yang cintai ini. Seyogyanya kita merenung, sebab sebagaimana kita ketahui bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah berdasarkan kehendak Alloh Swt.
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا
Pada malam terjadinya gerhana tersebut yang seharusnya terang benderang berrubah menjadi gelap, jelas hal ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Alloh, bukan kehendak alam apalagi rekayasa manusia. Dan kita sebagai orang yang beriman sangat meyakini betul
فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ
Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya.
Sehubungan dengan kejadian itu Rosululloh Saw mensyariatkan untuk mendirikan sholat gerhana sabagai sarana untuk mendekatkan diri kepadaNya, bertakbir, berdoa dan beristighfar meminta pengampunan kepada Alloh dari dosa dosa yang disengaja ataupun dari dosa dosa yang tidak disengaja.
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ ﷺ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ فَأَتَى الْمَسْجِدَ فَصَلَّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ رَأَيْتُهُ قَطُّ يَفْعَلُهُ وَقَالَ هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Telah terjadi gerhana matahari, lalu Nabi Saw berdiri dengan perasaan takut, khawatir itu adalah kiamat. Beliau pun pergi ke masjid dan salat dengan berdiri, rukuk, dan sujud yang sangat panjang, yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Setelah itu beliau bersabda: 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengan keduanya. Maka jika kalian melihat hal tersebut, “bersegeralah berdzikir kepada Allah, berdoa, dan beristighfar.” (HR. Bukhari no. 1059 dan Muslim no. 901)
Apabila kita memperhatikan dan mencermati hadits dibawah ini, maka kita akan mendapatkan pemahaman bahwa kejadian gerhana pada saat ini adalah merupakan peringatan dari Alloh Swt melalui lisan utusannya yakni Nabi Muhammad Saw.
Sebagaimana sabdanya :
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ» قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: «الرَّجُلُ التَّافِهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
"Bakal datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, para bohong dipercaya, orang orang jujur didustakan, para pengkhianat diberi amanah, sementara orang orang yang amanah dianggap pengkhianat, serta pada saat itu 'ruwaibidhah' bakal berkata. " Ditanyakan kepada Rosululloh, "Apakah ruwaibidhoh iyu ?" Rosululloh menjawab : "Orang orang yang bodoh (hina) berbicara tentang urusan masyarakat." (Dari Abu Hurairah,Sunan Ibnu Majah)
Dan di hadits yang lainnya Rosululloh bersabda :
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“Apabila amanah sudah hilang maka tunggulah terjadinya Kiamat”. Seorang shohabat bertanya :”Bagaimana (cara) hilangnya amanah itu ?”. Rosululloh Saw menjawab :”Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah (datangnya) Kiamat”. (H.R. Bukhori dari Abu Huroiroh)
Ustadz A. Maman Rahman
Comments (0)